ceritaceritaku

my stories... my dreams... my imaginations....

Daisypath Ticker

Saturday, December 31, 2005

King Kong

Image hosted by Photobucket.com

Sebenernya, gue hampir gak mau nonton King Kong. Pada dasarnya gue gak terlalu suka dengan film yang tokoh utamanya binatang. karena pesan terakhir yang mau disampaikan kadang seragam, tentang friendship atau save the animal.

Film tentang ambisi Carl Denham untuk bikin film yang fenomenal, ambisi Ann Durrow untuk jadi artis, tentang cinta yang terpendam antara Jack Driscoll dan Ann Durrow, tentang gimana binatang sebesar dan seseram King Kong bisa luluh sama seorang perempuan cantik. Meskipun endingnya si King Kong harus mati. Kata Carl di akhir cerita, It’s the beauty who killed the beast.

Film ini, waduh, sukses bikin gue terkaget-kaget berkali-kali. Sepanjang 2 jam pertama, bawaan gue tegang melulu. Ngeliat kejar-kejaran sama dinosaurus, ngeliat badai yang membuat kapal terombang-ambing, terus liat ritual penduduk asli Skull Island (penduduk aslinya bener-bener nyeremin), terus liat waktu Ann terpontang-panting di tangan si King Kong, plus waktu Ann berayun-ayun di tali sambil mau disambar sama si dinosaurus. Tapi, emang tahun 30an masih ada dinosaurus ya??? Hehehe.. kalo mau dibilang gak mungkin, ya namanya juga film. Terus, waktu Jack Driscoll nekat nyelamatin Ann sendirian, tanpa bawa senjata apa pun, well, gimana ya, demi cinta sih, jadi nekat aja tuh.

Gambar terindah menurut gue, waktu King Kong dan Ann diam memandang lautan yang luas, langit-langit menjelang sore, ditambah debur ombak, bagus! Yang pasti, film ini juga hebat, bisa bikin hutan belantara yang serem…

Tapi, selain berhasil membuat gue terkaget-kaget, film ini juga sukses membuat gue falling in love sama Adrien Brody, si Jack Driscoll!

Thursday, December 22, 2005

Cinta Sang Nabi (Kahlil Gibran)

Ketika cinta memanggilmu, ikutlah dengannya
Meskipun jalan yang harus kautempuh keras dan terjal
Ketika sayap-sayapnya merengkuhmu, serahkan dirimu padanya
Meskipun pedang-pedang yang ada di balik sayap-sayap itu mungkin akan melukaimu
Dan jika ia bicara padamu, percayalah
Meskipun suaranya akan membuyarkan mimpi-mimpimu bagaikan angin utara yang memporak-porandakan pertamanan
Cinta akan memahkotai dan menyalibmu
Menumbuhkan dan memangkasmu
Mengangkatmu naik, membelai ujung-ujung rantingmu yang gemulai dan membawanya ke matahari
Tapi cinta juga akan mencengkeram, menggoyang akar-akarmu hingga tercerabut dari bumi
Bagai seikat gandum ia satukan dirimu dengan dirinya
Menebahmu hingga kau telanjang
Menggerusmu agar kau terbebas dari kulit luarmu
Menggilasmu untuk memutihkan
Melumatmu hingga kau menjadi liat
Kemudian ia membawamu ke dalam api sucinya, hingga engkau menjadi roti suci perjamuan kudus bagi Tuhan
Semuanya dilakukan cinta untukmu hingga kamu mengetahui rahasia hatimu sendiri, dan dalam pengetahuan itu kau akan menjadi bagian hati kehidupan
Jangan biarkan rasa takut bersarang, agar kau dak hanya menjadikan cinta tempat mencari senang
Karena akan lebih baik bagimu untuk segera menutupi ketelanjangan dan berlalu dari lantai penebahan cinta
Menuju dunia tanpa musim di mana engkau akan puas tertawa, gelak yang bukan tawamu, dan engkau akan menangis, air mata yang bukan tangismu
Cinta tidak memberi apa pun kecuali dirinya sendiri dan tidak meminta apa pun selalin cinta itu sendiri
Ia tidak memiliki; dan tidak dimiliki
Karena cinta hanya untuk cinta
Ketika engkau mencinta jangan katakan "Tuhan ada dalam hatiku"; tapi katakan "Aku ada di hati Tuhan"
Dan jangan berpikir engkau dapat memilih jalan sendiri karena cintalah, jika ia berkenan, yang akan mengarahkan jalanmu
Cinta tidak pernah berhasrat selain pemenuhan dirinya
Namun jika engkau mencinta dan harus memiliki hasrat, biarlah ini yang menjadi hasratmu;
Melebur diri dan menjadi anak sungai yang mengalir melantunkan nyanyian ke peraduan malam
Mengetahui sakitnya rasa kelembutan
Terluka oleh pemahamanmu sendiri tentang cinta;
Berdarah dengan ikhlas penuh suka cita
Terbangun di saat fajar dengan hati bersayap dan menghaturkan puji syukur untuk hari-hari yang penuh cinta;
Beristirahat di terik siang dan merenungkan puncak-puncak cinta
Pulang di petang hari dengan syukur sepenuh hati;
Lalu beranjak tidur dengan sepotong doa untuk tercinta di dalam hatimua dan sebait lagu pujian di bibirmu
Kahlil Gibran
(Cinta Keindahan Kesunyian - Bentang 1998 - hal. 208 - 211)

By The River Piedra I Sat Down and Wept (Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Tersedu)

Akhirnya selesai juga baca buku ini, dan kesan setelah baca, Well, gue dapat sedikit ‘pencerahan’, alias buku ini lumayan ‘nyambung’ ke gue.

Cerita singkatnya:
seorang cewek, Pilar namanya, ketemuan lagi sama teman masa kecilnya, cowok yang gak disebutin namanya sampai akhir. Mereka udah kepisah lumayan lama. Dan ketika ketemu, mulailah konflik batin di hati mereka masing-masing. Pilar menyimpan rasa cinta ke cowok itu, dan sebenarnya si cowok juga begitu. Antara maju atau mundur, Pilar pengen ‘mewujudkan’ hubungan mereka. Tapi, si cowok juga, antara maju atau mundur, pengen nunjukkin kalau dia juga cinta sama Pilar. Tapi, cowok ini ternyata adalah calon pastor, yang tentunya gak boleh dong, terlibat sama urusan cinta-cintaan yang sifatnya duniawi itu. Dan selama perjalanan selama seminggu berdua, mereka berjuang melawan keinginan di hati dan kenyataan yang ada. Selama seminggu, mereka dihadapkan pada pilihan-pilihan, yang hasilnya bisa menyebabkan kekecewaan atau kebahagiaan. Di akhir cerita, mereka ternyata bisa membuat pilihan yang terbaik buat mereka berdua.

Banyak kalimat-kalimat yang bagus di buku ini, meskipun emang kadang masih ada beberapa yang bikin gue jadi bosen. Di awal baca buku ini, gue sempet takut, buku ini akan jadi ‘terbengkalai’ seperti Sang Alkemis. Tapi, entah kenapa gue ‘bertekad’, gue harus bisa baca buku ini sampai selesai, gue pengen tau kenapa si cewek tersedu-sedu di pinggir sungai. Emang kadang buku ini terkesan lamban banget, dan hampir gue ‘tinggal’ karena bosen, tapi, tiba-tiba, masuk lagi ke bagian yang akhirnya bikin gue pengen tau kelanjutannya.

Kenapa gue bilang buku ini rada ‘nyambung’, karena gue merasa, gue sering banget dihadapkan pada pilihan-pilihan yang membuat gue bingung…

Misalnya, ketika gue ribut dengan pacar gue dengan frekuensi yang amat sering, gue jadi bertanya-tanya, ini cobaankah? Ujiankah? Atau justru pertanda kalo gue sama dia emang bukan jodoh? Dan karena pertanyaan-pertanyaan itu, gue jadi terkadang sulit buat menentukan pilihan.

Gue jadi inget salah satu kalimat dari Kahlil Gibran (ini yang selalu terngiang-ngiang di kepala gue sejak pertama gue baca kalimat ini) "Ketika cinta memanggilmu, ikutlah dengannya. Meskipun jalan yang harus kautempuh keras dan terjal"

Kalimat ini yang selalu jadi pegangan gue setiap kali gue lagi gundah.

Well, ‘target’ selanjutnya… selesain baca Sang Alkemis . . .

05.12.22

Pameran Buku

Sempet ke Indonesian Book Fair di JCC. Tapi, koq kesannya biasa aja ya. Gak terlalu ‘penuh’ dengan buku. Apa karena gue ke sananya malem and hari pertama ya? Gak ada buku yang bisa bikin gue berseru, “Ini nih, bukunya gue cari-cari!”

Suasananya kaya’nya sepi-sepi aja. Kalo dulu, gue inget banget, mungkin kira2 Indo Book Fair 2 tahun yang lalu, stand buku di depan tuh penuh banget, yang nyempil-nyempil juga ada. Nah, yang gue datengin kali ini, cuma stand Java Books sama satu stand toko buku di Kelapa Gading yang rada rame, karena mereka nyediain discount yang lumayan gede dan letaknya di depan pintu masuk.

Pas masuk lagi ke dalem, ada stand toko buku/penerbit besar, kaya’ Gramedia, Gunung Agung, Gagas Media. Gramedia, discountnya gak gede, paling sekitar 10-20%. Banyak penerbit buku-buku agama.

Mmm.. terus terang, rada gak seperti yang diharapkan. Atau mungkin gue aja yang gak ketemu tempat buku idaman gue. Padahal niatnya, mau cari Asterix (tahun lalu ada tuh, stand Sinar Harapan).

Akhirnya, hanya beli buku In Care of Cassie Tucker (Ivy Ruckman), Next Door Witch (Mary Stanton), karena harganya yang murah meriah – Rp. 7,500. Sama The Chronicles of Narnia 3: The Horse and His Boy (Kuda dan Anak Manusia) – yang didiscount dari Rp. 27,500 jadi Rp. 25,000 (niat gak sih ngasih discount-nya??). Plus majalah Cinemagz tahun 2003, karena ada poster film Harry Potter and The Prisonner of Azkaban-nya, sekaligus ‘minta’ poster film Narnia.

Nyesel juga gak dateng ke Cuci Gudang di Depdiknas.

05.12.09

Buku Ke-500!

Hahaha.. akhirnya target tercapai! By The River Piedra I Sat Down and Wept (terjemahan) jadi buku ke-500 yang ‘ngendon’ di lemari buku gue!!!

Waktu iseng-iseng bikin list buku, gue bikin target, kalo tahun ini, buku gue harus bisa mencapai angka 500. Hehehe.. dan berhubung gue sering ‘laper mata’ kalo liat buku, jadilah banyak bertumpuk buku-buku yang kebeli tapi blom kebaca.

Btw, alesan gue beli By The River Piedra I Sat Down and Wept -nya Paulo Coelho, karena gue pengen tau ‘inspirasi’ dan ‘pencerahan’ apa sih yang didapet orang-orang setelah baca buku-bukunya Paulo Coelho. Gue udah coba baca The Alchemist, tapi blom selesai, karena gue blom bisa ‘menangkap’ inspirasi itu (niatnya sih, mau coba ditamatin tuh baca The Alchemist-nya).

Saturday, December 17, 2005

Nonton 'Harry Potter and The Goblet of Fire' (LaGi)

Image hosted by Photobucket.com
Gue nonton Harry Potter lagi, demi menemani adek gue yang blom nonton (hah?? hareee geeneee blom nonton Harry Potter????) hehehe.. ternyata masih banyak juga tuh yang blom masih nonton HP 4 ini. Studio 5 di Plaza Senayan masih keisi penuh, sampai ke bagian depan. Wahh.. waktu gue nonton HP 4 pertama kali, di PIM, dapet kursi nomer dua.... dari depan. Kebayang pegelnya leher gue selama 2,5 jam. Bolak-balik harus benerin posisi karena gak nyaman.
Tapi, kesan gue masih sama... biar udah dua kali... masih seru... gue masih merinding liat pertandingan international quidditch, masih berasa gegap-gempitanya stadion quidditch. terus, masih berasa serem liat para death eater, ikutan tegang waktu peserta Triwizard Tournament lagi di dalam maze yang gede banget dan gelap gulita... masih bilang (dalam hati tentunya...) "ehem, cedric digory cakep banget..."
Tapi, untuk bagian-bagian yang lucu, kaya' waktu Ron diajak dansa sama McConnagal, atau waktu Ron ngaca sambil make jas-nya yang 'ja-doel' itu, jadi gak berasa lucu lagi, karena udah tau... jadi ketawanya rada maksa nih...
Tapi, masih bisa keluar bioskop dengan rasa puassssss....

Saturday, December 10, 2005

Interview

Tiba-tiba.. gak disangka-sangka, gue dapet panggilan internview dari salah satu oil company yang lumayan gede. Seneng banget dongg... bahkan gue tadinya lupa, kapan gue kirim lamaran ke perusahaan itu ya??? Setelah gue bongkar-bongkar file gue... akhirnya ketemulah, kalo lamaran itu pernah gue kirim 6 bulan yang lalu, no wonder gue akhirnya lupa.
Jadi, jam 8 pagi (padahal janji jam 1/2 10 pagi), gue udah dateng ke gedung kantornya. Dengan gaya yang sok pd, gue 'sok ngopi-ngopi' di Daily Bread. Biar pun ok kalo dateng cepet, cuma gak mau dong, keliatan segitu 'mengharapkannya'. Duduklah, gue sendirian di daily bread, sambil baca-baca buku.
Karena gue udah 'mati gaya', jam 9 kurang, gue naik aja ke lt. 18. Sampe lt. 18, disuruh balik ke lt. 16, nuker id.
Untung gue dateng cepet, jadinya gue dapet giliran pertama. Soalnya, ada salah satu cewek yang dateng gak lama sesudah gue, dia seharusnya janji jam 1/2 9, tapi dateng telat. Jadi gue diduluin, meskipun jadwal gue lebih lama dari dia.
Entah kenapa, koq gue gak pd waktu diinterview. Pake bahasa 'englesh', ditanya segala macem tentang accounting. rada 'gelagapan', karena gue dicecar terus....
Biasanya meskipun kadang 'englesh' gue belepotan, tapi gue tetap pd ngejawab semuanya, tapi di sini, entah kenapa gue grogi banget... deg-degan banget... bahkan deg-degannya masih berasa sampe pas gue udah balik ke kantor lagi.
Entah karena gue terlalu excited atau karena... emang gue belom boleh pindah dari kantor yang sekarang ya???
Gue jadi gak berani berharap banyak, nih....
05.12.08

Saturday, December 03, 2005

Panasonic Award

Nonton Panasonic Award hari Jum'at malem, ehhh... ternyata ada beberapa pilihan gue yang menang, Aming and Tora Soediro.
05.12.04