[Book Review] The Templar Legacy
Steve Berry
Esti Ayu Budihabsari (Terjh.)
GPU, November 2006
528 Hal.
Rp. 65,000
Mulai baca: 25/11/2006 (di Hotel Saphir, Jogja)
Selesai baca: 26/12/2006 (di rumah, Cibubur)
Misteri yang melingkupi kematian Yesus masih menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar cerita fiksi - sejarah. Dilatarbelakangi dengan sejarah tentang ksatria Templar yang sudah musnah di abad ke 14.
Cerita diawali dengan penyiksaan ketua ksatria Templar, Jaques de Molay oleh Raja Philips IV. Inilah awal dari runtuhnya kejayaan ksatria Templar. Tapi, ternyata meskipun mereka dianggap sudah tidak ada, masih ada sisa-sisa prajurit yang setia, yang masih bertahan hingga saat ini. Salah satunya berada di Biara de Fointainess, Pyrénées.
Cerita bergulir ke masa tahun 2000an. Di Kopehagen, Stephanie Nell datang ke sebuah pelelangan buku langka yang dianggap tidak menarik. Tapi, ternyata buku itu terjual dengan harga yang sangat tinggi. Hanya dua orang yang memperebutkan buku tersebut. Stephanie tidak mendapatkan buku itu. Tapi, selain Stephanie dan si pembeli buku tersebut, masih ada pihak lain yang tertarik dengan buku itu, yang berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara termasuk membunuh.
Peta & Gambar Bagian Dalam Round Tower
Cotton Malone, mantan bawahan Stephanie ketika masih menjadi agen lapangan Departemen Kehakiman. Malone pensiun dini dan menjadi pedagang buku antik di Kopenhagen. Melihat mantan boss-nya dalam bahaya, Malone tidak tinggal diam.
Sementara itu, di saat yang sama, di Biara de Fontainnes, sang Ketua sedang sekarat, meregang nyawa. Kepada sang seneschal, ia meninggalkan pesan-pesan untuk menjaga keutuhan biara dan ordo Templar. Tapi, ketika sang ketua tiada, Raymond de Roquefort, salah seorang biarawan segera mempengaruhi biarawan lainnya untuk memilihnya sebagai ketua. de Roquefort berambisi untk mengembalikan kejayaan ordo Templar.
Oleh karena itu, de Roquefort berusaha merebut buku dan jurnal suami Stephanie, Lars Nell, yang meneliti tentang sejarah Templar. de Roquefort berusaha menemukan Rancangan Besar yang masih menjadi misteri itu. Buku yang jadi rebutan itu ternyata berisi tentang misteri harta karun dan pengetahuan rahasia para ksatria Templar.
Berbagai misteri pun terungkap. Fakta-fakta sejarah yang selama ini jadi pertanyaan dan menimbulkan banyak perdebatan, pelan-pelan mulai mendapat titik terang. Kejar-kejaran antara kubu Cotton Malone dan kubu de Roquefort menambah ketegangan. Setiap saat nyawa mereka bisa jadi taruhannya. (note: gak tau kenapa sedikit terganggu dengan tokoh Cassiopea)
Bérenger Saunière
Beberapa bagian sejarah dalam buku ini, menurut Steve Berry, memang benar adanya. Meskipun ada bagian yang dikembangkan dan dimodifikasi. Seperti Biara de Fontainness yang merupakan biara rekaan Steve Berry. Yang menarik lagi, adalah tempat-tempat yang dikunjungi Cotton Malone and the gank.
Tentang Rennes-le-Chateu bisa dilihat di http://www.rennes-discovery.com/
Foto-foto diambil dari:
http://www.visit-copenhagen.com/ (round tower & peta)
http://www.gramedia.com/ (cover buku)
http://en.wikipedia.org/wiki/ (Foto Jaques de Molay & Philips IV)
Labels: book review, history, travel
1 Comments:
At 6:06 AM, IRVANY IKHSAN said…
Thanks ya info soal Ksatria Temlar. Kita mmg sdg coba ngumpulin bacaan soal ini karena lagi tertarik dgn Freemasonry yg dibentuk oleh Ksatria tsb. Mrk melegenda, namun bentuk dan geraknya sangat terasa. Sulit untuk mengatakan bahwa mrk tidak ada. Krn aksi mrk di bbrp negara mirip2 dan polanya sama. Di Chile jg mrk beraksi dgn membuat krisis moneter dgn cara yg sama dgn mrk lakukan di negara kita dgn tokoh utama adalah Fund Manager yg sangat terkenal, George Soros. How knows...
Post a Comment
<< Home