[CumaCeritaPendek] GEDE RASA
Beberapa hari belakangan ini, Melisa tampak gelisah, resah dan bingung. Ternyata oh ternyata, penyebabnya adalah karena Bogy, si murid baru yang lumayan ganteng dan imut sering memperhatikannya. Kebetulan dari tempat duduk Bogy yang di pojok belakang, Bogy dapat dengan leluasa menoleh ke arah Melisa.
Karuan Melisa jadi salah tingkah. Melisa mulai jadi lebih mempercantik dirinya. Yang rambutnya dibandolah, dikuncir pakai pita-pita cantik warna-warnilah, yang dikepang dua, dikuncir ke samping. Macam-macam deh. Melisa pikir, “Bogy harus melihat sisi wajah terbaikku.” Alah… Melisa… Melisa…
Karena Bogy tidak memberikan aksi dan reaksi, lama-lama Melisa mulai mikir, “Koq, dia adem-ayem aja sih?” Mulailah Melisa berencana untuk membuat aksi lebih dulu.
Setiap pagi, Melisa sengaja menunggu di bangku samping kelasnya, dan menyapa, “Hai, Bogy” ketika Bogy lewat. Tapi, yang disapa hanya membalas dengan senyum sekilas.
Melisa masih teguh-kukuh-berlapis-baja. Maju-terus-pantang-mundur. Ketika tahu Bogy lupa membawa buku pelajaran matematika, Melisa dengan baik hati dan semanis mungkin meminjamkan bukunya. Tapi, Bogy menolak, katanya, “Aku bisa bareng Iman.” Sambil menunjuk teman sebangkunya.
Melisa jadi penasaran. Karena dia tahu (merasa tepatnya), Bogy masih selalu memperhatikannya dengan diam-diam.
Akhirnya…terungkaplah sebuah jawaban. Melisa melihat Bogy duduk berdua dengan Kayla, teman sekelas mereka juga. Barulah Melisa sadar, kalau selama ini, Kayla-lah yang diperhatikan Bogy, bukan dirinya. Kayla teman sebangkunya.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home