[Book Review] Last Chance Saloon (Kesempatan Terakhir)
Last Chance Saloon (Kesempatan Terakhir)
Marian Keyes
GPU, April 2006
672 Hal.
Buku ini bercerita tentang persahabatan. Dan menurut aku, buku ini bagus, karena gak hanya sekedar haha-hihi and talking about sex, tapi juga tentang sebuah sahabat yang selalu ada dalam saat senang dan sedih.
Para tokoh ini buku ini ada Tara, Katherine, Liv dan Fintan. Tara, Katherine dan Fintan berasal dari kota yang sama di Irlandia. Kemudian Liv masuk ke dalam kehidupan mereka ketika jadi teman seapartemen Katherine dan Tara di London.
Cerita dimulai dengan pesta ulang tahun Tara yang ke 31, dan ditutup dengan acara yang sama setahun kemudian. Masih tetap masalah percintaan yang seolah jadi masalah yang benar-benar berat dalam hidup mereka. Di antara mereka berempat, hanya Fintan yang bisa dibilang punya hubungan yang stabil. Fintan yang gay punya pacar bernama Sandro. Tara, punya pacar, Thomas. Tapi, herannya meskipun Tara begitu mencintai Thomas, tidak ada satupun teman-teman Tara yang menyukai Thomas. Menurut mereka, Thomas terlalu mengendalikan Tara. Sementara, Tara sendiri, masih lebih baik punya pacar, dari pada tidak sama sekali. “Siapa yang mau dengan cewek berumur tiga puluhan?” begitu pikir Tara.
Sementara Katherine, dijuluki si Ratu Es. Karena sikapnya yang dingin sama semua cowok. Pengalaman disakiti pria beberapa kali yang membuat Katherine jadi dingin. Ketika ada cowok keren, anak baru di kantornya, Joe Roth, yang memperhatikannya, Katherine mencoba tetap bersikap dingin, meskipun dalam hatinya dag-dig-dug.
Lalu, Liv… Liv punya hubungan gelap dengan pria yang sudah punya istri. Meskipun berurai air mata, Liv tetap keukeuh tidak mau meninggalkan kekasihnya itu.
Tiba-tiba, sebuah cobaan menghantam Fintan. Benjolan sebesar buah kiwi di lehernya ternyata merupakan sebuah penyakit. Semua menduga Fintan terkena AIDS, tapi ternyata Fintan terkena kanker. Dengan lagak seorang yang sedang sekarat, Fintan mengajukan permintaan terakhir untuk para sahabatnya. Fintan minta Tara untuk meninggalkan Thomas, dan minta ke Katherine untuk berani membuka dirinya untuk Joe Roth.
Meskipun kesal, kaget, gengsi, dan marah, permintaan itu membuka mata mereka, dan memberi kesadaran baru pada diri Tara dan Katherine, kalau mereka harus berani melawan hal-hal yang tidak beres di sekitar mereka. Tapi, toh, tetap mereka bingung, apakah mereka berdua harus memenuhi permintaan terakhir Fintan, atau tetap pada pendirian mereka?
Marian Keyes
GPU, April 2006
672 Hal.
Buku ini bercerita tentang persahabatan. Dan menurut aku, buku ini bagus, karena gak hanya sekedar haha-hihi and talking about sex, tapi juga tentang sebuah sahabat yang selalu ada dalam saat senang dan sedih.
Para tokoh ini buku ini ada Tara, Katherine, Liv dan Fintan. Tara, Katherine dan Fintan berasal dari kota yang sama di Irlandia. Kemudian Liv masuk ke dalam kehidupan mereka ketika jadi teman seapartemen Katherine dan Tara di London.
Cerita dimulai dengan pesta ulang tahun Tara yang ke 31, dan ditutup dengan acara yang sama setahun kemudian. Masih tetap masalah percintaan yang seolah jadi masalah yang benar-benar berat dalam hidup mereka. Di antara mereka berempat, hanya Fintan yang bisa dibilang punya hubungan yang stabil. Fintan yang gay punya pacar bernama Sandro. Tara, punya pacar, Thomas. Tapi, herannya meskipun Tara begitu mencintai Thomas, tidak ada satupun teman-teman Tara yang menyukai Thomas. Menurut mereka, Thomas terlalu mengendalikan Tara. Sementara, Tara sendiri, masih lebih baik punya pacar, dari pada tidak sama sekali. “Siapa yang mau dengan cewek berumur tiga puluhan?” begitu pikir Tara.
Sementara Katherine, dijuluki si Ratu Es. Karena sikapnya yang dingin sama semua cowok. Pengalaman disakiti pria beberapa kali yang membuat Katherine jadi dingin. Ketika ada cowok keren, anak baru di kantornya, Joe Roth, yang memperhatikannya, Katherine mencoba tetap bersikap dingin, meskipun dalam hatinya dag-dig-dug.
Lalu, Liv… Liv punya hubungan gelap dengan pria yang sudah punya istri. Meskipun berurai air mata, Liv tetap keukeuh tidak mau meninggalkan kekasihnya itu.
Tiba-tiba, sebuah cobaan menghantam Fintan. Benjolan sebesar buah kiwi di lehernya ternyata merupakan sebuah penyakit. Semua menduga Fintan terkena AIDS, tapi ternyata Fintan terkena kanker. Dengan lagak seorang yang sedang sekarat, Fintan mengajukan permintaan terakhir untuk para sahabatnya. Fintan minta Tara untuk meninggalkan Thomas, dan minta ke Katherine untuk berani membuka dirinya untuk Joe Roth.
Meskipun kesal, kaget, gengsi, dan marah, permintaan itu membuka mata mereka, dan memberi kesadaran baru pada diri Tara dan Katherine, kalau mereka harus berani melawan hal-hal yang tidak beres di sekitar mereka. Tapi, toh, tetap mereka bingung, apakah mereka berdua harus memenuhi permintaan terakhir Fintan, atau tetap pada pendirian mereka?
2 Comments:
At 11:46 PM, ufukhati said…
Tahniah atas minat sdr. membaca dan menulis tentangnya. Saya tak sempat baca buku itu; langsung saya dapat tahu kisahnya.
Teruskan minat sdr. kerana dengannya jiwa dapat dibangunkan dan akal dicerdaskn.
At 11:46 PM, ufukhati said…
Tahniah atas minat sdr. membaca dan menulis tentangnya. Saya tak sempat baca buku itu; langsung saya dapat tahu kisahnya.
Teruskan minat sdr. kerana dengannya jiwa dapat dibangunkan dan akal dicerdaskn.
Post a Comment
<< Home