[Book Review] Jangan Berkedip!
Jangan Berkedip: Kumpulan Cerita Sangat Pendek yang Mengejutkan
Primadona Angela Mertoyono & Isman Hidayat Suryaman
GPU, April 2006
200 Hal.
Buku ini bisa dibilang unik. Pertama, merupakan hasil karya kolaborasi antara pasangan suami-istri, Primadona Angela Mertoyono (Love at First Fall, Belanglicious, Quarter Life Fear) & Isman Hidayat Suryaman (Bertanya atau Mati!). Kedua, cerita-cerita di buku ini, bukan hanya sekedar cerita pendek, tapi cerita yang SANGAT pendek. Maksudnya, seperti yang ditulis di cover belakang buku ini, Flash Fiction adalah cerita semenit atau cerita-sepanjang-rokok.
Berbagai cerita pendek menarik dimuat dalam buku ini, dalam beragam jumlah kata, bahkan ada yang hanya berisi satu kata saja! Dan yang uniknya lagi, saking pendeknya, saat pembaca menerka-nerka ending dari cerita ini, tau-tau, lho.. koq udah selesai? Dan terkadang ending cerita sama sekali tak terduga, mengejutkan.
Duo suami-istri ini menghasilkan cerita pendek dengan gaya yang berbeda. Kalau Donna, cenderung romantis tapi juga lucu, sedangkan Isman lebih banyak humornya. Gak hanya cerita yang mengundang senyum, cerita yang sedih juga ada, yang cenderung ‘psikopat’ juga ada.
Buat yang ingin nulis tapi gak bisa mengkhayal panjang-panjang, kenapa gak coba nulis Flash Fiction? Ternyata menulis sebuah cerita, gak perlu berpanjang-panjang. Kreativitas dan ide bisa ‘dipadatkan’ dalam sebuah cerita pendek yang ringan.
Primadona Angela Mertoyono & Isman Hidayat Suryaman
GPU, April 2006
200 Hal.
Buku ini bisa dibilang unik. Pertama, merupakan hasil karya kolaborasi antara pasangan suami-istri, Primadona Angela Mertoyono (Love at First Fall, Belanglicious, Quarter Life Fear) & Isman Hidayat Suryaman (Bertanya atau Mati!). Kedua, cerita-cerita di buku ini, bukan hanya sekedar cerita pendek, tapi cerita yang SANGAT pendek. Maksudnya, seperti yang ditulis di cover belakang buku ini, Flash Fiction adalah cerita semenit atau cerita-sepanjang-rokok.
Berbagai cerita pendek menarik dimuat dalam buku ini, dalam beragam jumlah kata, bahkan ada yang hanya berisi satu kata saja! Dan yang uniknya lagi, saking pendeknya, saat pembaca menerka-nerka ending dari cerita ini, tau-tau, lho.. koq udah selesai? Dan terkadang ending cerita sama sekali tak terduga, mengejutkan.
Duo suami-istri ini menghasilkan cerita pendek dengan gaya yang berbeda. Kalau Donna, cenderung romantis tapi juga lucu, sedangkan Isman lebih banyak humornya. Gak hanya cerita yang mengundang senyum, cerita yang sedih juga ada, yang cenderung ‘psikopat’ juga ada.
Buat yang ingin nulis tapi gak bisa mengkhayal panjang-panjang, kenapa gak coba nulis Flash Fiction? Ternyata menulis sebuah cerita, gak perlu berpanjang-panjang. Kreativitas dan ide bisa ‘dipadatkan’ dalam sebuah cerita pendek yang ringan.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home