[Book Review] Cinlok. Accidentaly in Love?!
Cinlok. Accidentaly in Love?!
Mia Arsjad
GPU, Mei 2006
256 Hal.
Menjadi reporter di POP CHANNEL adalah impiam Shani. Makanya begitu dapat surat bahwa Shani diterima di POP CHANNEL, Shani langsung semangat. Meskipun tanpa dukungan penuh dari tunangannya, Rey, Shani tetap berangkat.
Hari-hari Shani sebagai reporter baru dijalaninya dengan menyenangkan, karena dia bertemu dengan teman-teman baru dan mendapat pengalaman baru. Tapi, sikap Rey yang gak suka kalau Shani pulang malam dan terlalu sibuk jadi hal yang mengganggu. Ditambah lagi, sikap salah satu kameramen yang menyebalkan, Eri. Buat Shani, Eri itu gak ada cakep-cakepnya dibanding tunangannya, Rey. Kata Shani, Eri itu kucel, dekil, jahil.
Tapi, bener apa kata orang tua, kalo sebel sama orang jangan keterlaluan, nanti kena batunya. Itu juga yang dialami Shani. Meskipun suka saling cela-celaan, koq lama-lama Shani jadi kangen sama celaan Eri, kangen sama sikapnya yang cuek tapi kadang perhatian. Bahkan cemburut ketika Via, pegawai magang, menggoda Eri habis-habisan. Rasa sebel berubah jadi rasa suka dan sayang. Shani harus berjuang keras melawan perasaan lain yang tumbuh di hatinya.
Hubungan jarak jauh, seringnya tugas barena, bikin perasaan Shani ke Eri jadi makin berkembang. Perasaan Shani jadi terombang-ambing. Antara rasa sayang dengan Eri yang ternyata juga punya perasaan yang sama, dengan rasa sayang terhadap Rey yang sikapnya semakin lama semakin menuntut Shani untuk memilih antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya.
Pada akhirnya, Shani harus membuat pilihan meskipun menyedihkan. Hmmm… rasanya ‘Kenangan Terindah’-nya Samson cocok nih buat soundtrack novel ini.
Paling nggak, pesan yang ingin disampaikan novel ini ok juga buat jadi renungan – jangan pernah ngebandingin orang
Mia Arsjad
GPU, Mei 2006
256 Hal.
Menjadi reporter di POP CHANNEL adalah impiam Shani. Makanya begitu dapat surat bahwa Shani diterima di POP CHANNEL, Shani langsung semangat. Meskipun tanpa dukungan penuh dari tunangannya, Rey, Shani tetap berangkat.
Hari-hari Shani sebagai reporter baru dijalaninya dengan menyenangkan, karena dia bertemu dengan teman-teman baru dan mendapat pengalaman baru. Tapi, sikap Rey yang gak suka kalau Shani pulang malam dan terlalu sibuk jadi hal yang mengganggu. Ditambah lagi, sikap salah satu kameramen yang menyebalkan, Eri. Buat Shani, Eri itu gak ada cakep-cakepnya dibanding tunangannya, Rey. Kata Shani, Eri itu kucel, dekil, jahil.
Tapi, bener apa kata orang tua, kalo sebel sama orang jangan keterlaluan, nanti kena batunya. Itu juga yang dialami Shani. Meskipun suka saling cela-celaan, koq lama-lama Shani jadi kangen sama celaan Eri, kangen sama sikapnya yang cuek tapi kadang perhatian. Bahkan cemburut ketika Via, pegawai magang, menggoda Eri habis-habisan. Rasa sebel berubah jadi rasa suka dan sayang. Shani harus berjuang keras melawan perasaan lain yang tumbuh di hatinya.
Hubungan jarak jauh, seringnya tugas barena, bikin perasaan Shani ke Eri jadi makin berkembang. Perasaan Shani jadi terombang-ambing. Antara rasa sayang dengan Eri yang ternyata juga punya perasaan yang sama, dengan rasa sayang terhadap Rey yang sikapnya semakin lama semakin menuntut Shani untuk memilih antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya.
Pada akhirnya, Shani harus membuat pilihan meskipun menyedihkan. Hmmm… rasanya ‘Kenangan Terindah’-nya Samson cocok nih buat soundtrack novel ini.
Paling nggak, pesan yang ingin disampaikan novel ini ok juga buat jadi renungan – jangan pernah ngebandingin orang
1 Comments:
At 11:48 PM, Anonymous said…
fer..resensi nya bagus2...kirim aja ke Batam Pos ke mas putut..
Post a Comment
<< Home