ceritaceritaku

my stories... my dreams... my imaginations....

Daisypath Ticker

Saturday, July 16, 2005

Tahun Ajaran Baru

Minggu terakhir liburan panjang setelah naik-naikan kelas biasanya diisi dengan beli buku tulis dan ritual sampul-menyampul.

Dulu, belum ada Carrefour yang jual lengkap semua peralatan sekolah. Paling mama biasa beli buku di Pasar Tebet (PSPT), atau Gunung Agung, atau Gramedia. Di PSPT itu ada langganan toko alat tulis, namanya Toko Buku Fajar. Di toko ini lumayan lengkap, gak auma alat tulisnya aja, tapi juga buku-buku pelajaran. Atau, ada juga toko buku di Pasar Tebet Barat, namanya Kamiko. Tapi, mama lebih sering belanja di Toko Buku Fajar.

Buku tulis yang biasa dibeli, merk yang paling ‘ngetop’ waktu itu, namanya ‘AA’. Karena dulu gak boleh beli buku dengan cover gambar-gambar, jadinya kita selalu dibeliin buku dengan warna karton buffalo, merah jambu, kuning, hijau dan biru. Warna-warna ini juga nantinya dipakai untuk nentuin, yang merah untuk buku ulangan Matematika, biru untuk bahasa Indonesia, hijau untuk PMP. Terus, buku itu harus disampul coklat, kalo bisa disampul plastik. ‘Saingan’ buku merk ‘AA’ itu, merk-nya ‘Kiky’. Emang sih, kertasnya lebih bagus, lebih halus, tapi agak lebih tipis. Dan, kadang-kadang, kertas di dalemnya malah cenderung kaya’ kertas surat, ada gambar-gambar pelangi warna biru or pink… gak cocok jadi buku buat sekolah… cocoknya buat surat cinta… huehehehe…

Dan, dulu kaya’nya yang jual sampul coklat yang udah dipotong-potong belum ada atau masih jarang, jadinya harus beli satu gulungan besar dan dipotong-potong di rumah.

Aku orangnya termasuk yang maunya ‘rapi’, jadi kalo bukunya kelipet, aku pasti sebel banget. Jadi inget, waktu Maya SD, bukunya itu suka jadi ‘kriting – kriwil-kriwil’.. Sampulnya robek-robek… lucu aja.. gak ngerti.. koq bisa sampe kriwil-kriwil begitu??

05.07.11

1 Comments:

Post a Comment

<< Home