[Cuma Cerita Pendek] Yang Terlupakan
Perempuan itu hanya bisa duduk terpekur… kepala tertunduk.. sesekali terdengar lirih… sedu sedan… tangis tertahan…
Sementara itu… terdengar suara lawan bicaranya… pria… berbeda sekali…
“Kamu ngaku aja, deh… siapa laki-laki yang berhubungan sama kamu selain aku? Mendingan kamu ngaku sekarang, kalo gak aku tampar lagi!”
‘Kenapa kamu harus kasar? Aku tetap berkata aku tidak berhubungan dengan laki-laki lain. Aku tidak bisa mengaku apa-apa karena memang aku tidak berbuat salah.’ Suara perempuan itu terdengar… susah payah.. di sela-sela tangisnya.
“Aku gak percaya… aku gak percaya sama kata-kata kamu… Kamu pasti bohong…” pria itu semakin menggila… suaranya semakin menggelegar…
‘Aku gak salah…. Aku gak salah…. Aku gak bohong sama kamu…’ suara perempuan itu semakin lirih…
Tiba-tiba… sebuah tangan menyentak bahu perempuan itu… Perempuan itu terkejut….
Perempuan itu menjadi histeris… ia berteriak…
‘Ahhhh…. Aku tidak salah… aku tidak salah…!!! ‘
Perempuan itu kalap… seperti hendak menggila… kehilangan akal… ia balik memukul lengan pria di sampingnya itu… masih berteriak, ‘Cuma begini penilaian kamu sama aku. Aku dari tadi diam… tiba-tiba kamu ngoceh gak karuan.. nuduh aku! Kamu pikir aku apa? Aku gak punya perasaan? Cuma kamu yang harus diperhatikan?’
Teriakannya semakin keras… ‘Ahhh…. Aku tidak tahan lagi…!!!’
Kali ini perempuan itu menyakiti dirinya sendiri. Ia memukul kepalanya, menarik-narik rambutnya, memukul-mukul tangannya ke kaca mobil. Dalam hati, berharap pria di sampingnya akan luluh…
Sementara itu… terdengar suara lawan bicaranya… pria… berbeda sekali…
“Kamu ngaku aja, deh… siapa laki-laki yang berhubungan sama kamu selain aku? Mendingan kamu ngaku sekarang, kalo gak aku tampar lagi!”
‘Kenapa kamu harus kasar? Aku tetap berkata aku tidak berhubungan dengan laki-laki lain. Aku tidak bisa mengaku apa-apa karena memang aku tidak berbuat salah.’ Suara perempuan itu terdengar… susah payah.. di sela-sela tangisnya.
“Aku gak percaya… aku gak percaya sama kata-kata kamu… Kamu pasti bohong…” pria itu semakin menggila… suaranya semakin menggelegar…
‘Aku gak salah…. Aku gak salah…. Aku gak bohong sama kamu…’ suara perempuan itu semakin lirih…
Tiba-tiba… sebuah tangan menyentak bahu perempuan itu… Perempuan itu terkejut….
Perempuan itu menjadi histeris… ia berteriak…
‘Ahhhh…. Aku tidak salah… aku tidak salah…!!! ‘
Perempuan itu kalap… seperti hendak menggila… kehilangan akal… ia balik memukul lengan pria di sampingnya itu… masih berteriak, ‘Cuma begini penilaian kamu sama aku. Aku dari tadi diam… tiba-tiba kamu ngoceh gak karuan.. nuduh aku! Kamu pikir aku apa? Aku gak punya perasaan? Cuma kamu yang harus diperhatikan?’
Teriakannya semakin keras… ‘Ahhh…. Aku tidak tahan lagi…!!!’
Kali ini perempuan itu menyakiti dirinya sendiri. Ia memukul kepalanya, menarik-narik rambutnya, memukul-mukul tangannya ke kaca mobil. Dalam hati, berharap pria di sampingnya akan luluh…
Tapi, ternyata…
Pria itu justru semakin menggila… semakin beringas… semakin kasar…
Pria itu kembali memukulnya… dan berteriak…
“Diam gak…!!” Pria itu berteriak sambil mendorong-dorongnya.
“Atau kamu turun di sini….” Pria itu menghentikan mobilnya, membuka pintu di sebelah si perempuan, berusaha mendorongnya keluar.
Perempuan itu terdiam… ketakutan… menahan sakit di hati… sakit di badan… menahan tangis…
Mobil itu kembali melaju…
Aku tinggalkan mereka… aku tak sanggup melihat perempuan itu menangis…
Aku ingin marah… membelanya… tapi tak bisa…
Aku hanya bisa terdiam… memandang mereka menjauh… memandang dua manusia yang lupa bahwa mereka pernah berkata saling mencintai…
2 Comments:
At 12:30 AM, Anonymous said…
Kekerasan lagi... Kemana perginya sang dewi cinta yang penuh kasih itu?
GooD Story!
At 12:52 AM, "emas indri" said…
Rin... paragraf terakhir yg dicetak miring...aku nggak gitu nangkep
gak tahu kalo pembaca laen
....(siapa dia...kok tiba2 aja ada)hihi
Post a Comment
<< Home