ceritaceritaku

my stories... my dreams... my imaginations....

Daisypath Ticker

Sunday, October 16, 2005

[Book Review] The Undomestic Goddess


The Undomestic Goddess
Sophie Kinsella
365 hal.
Bantam Press (2005)

Ada yang khas dari buku-buku Sophie Kinsella. Tokoh utamanya perempuan yang sedang mengejar karir, tapi tiba-tiba terjebak dalam masalah besar.

Kalau dalam ‘Can You Keep a Secret?” dan Shopacholic series, tokoh perempuannya mungkin berada dalam posisi yang gak terlalu ok, tapi dalam The Undomestic Goddess justru digambarin perempuan yang sedang dalam puncak karir.

Samantah Sweeting, senior associate di konsultan hukum top di London, Carter Spink, lagi deg-degan menunggu pengumuman, selangkah lagi untuk menjadi partner di kantornya, posisi yang sangat diimpikannya selama 7 tahun berkarir sebagai pengacara.

Hari-harinya penuh kesibukan, kehilangan waktu santai, kehilangan weekend, kehidupan social, pokoknya tiada hari tanpa kerjaan. Waktu santai di salon pun, Samantha gak bisa lepas dari handphone dan BlackBerry-nya. Sibuk… sibuk.. dan sibuk…

Dan pada harinya yang ditunggunya, Samantha berhasil mendapatkan posisi partner, tapi… justru di hari yang sama, Samantha menemukan bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan sangat besar. Dalam keadaan bingung dan panik, Samantha keluar dari kantornya, berjalan tak tentu arah, bersembunyi dari orang-orang kantor yang mencarinya.

Samantha berjalan terus, naik kereta api dalam keadaan bingung, dan tiba-tiba dia sampai di daerah yang tidak dikenalnya. Samantha berhenti di sebuah rumah yang besar, tadinya dia cuma bermaksud minta obat dan air minum, tapi malah dikira sama pemilik rumah itu, Samantha datang sebagai housekeeper!!

Dalam keadaan masih linglung, Samantha hanya meng-iyakan semua perkataan pemilik rumah itu – Trish dan Eddie Geiger. Trish terus ngoceh tentang semua tugas yang harus dilakukan Samantha – memasak, mencuci, menyetrika – semua pekerjaan yang sebelumnya tidak pernah dilakukan Samantha.

Karena ingin sembunyi dan melarikan dari kehidupan lamanya, Samantha akhirnya menerima pekerjaan itu. Di hari pertama, terjadi kekacauan, Samantha yang tidak bisa memasak, memesan sandwich dari restaurant, mengirim cucian ke laundry dan membayar orang untuk menyetrika.

Samantha berkenalan dengan Nathaniel, tukang kebun pasangan Geiger. Dari sikap Samantha yang gugup, Nathaniel tahu kalo sebenernya Samantha gak bisa apa-apa, tapi Samantha gak memberi tahu Nathaniel siapa dia sebenernya. Nathaniel berbaik hati mengajak Samantha ke rumahnya, untuk belajar masak sama ibunya Nathaniel, Iris.

Samantha pun tahu bahwa akibat kesalahannya, ia telah dipecat dari Carter Spink.

Akhirnya, pelan-pelan Samantha bisa masak dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya. Dan hubungan dengan Nathaniel pun berkembang jauh.

Suatu hari, keponakan pasangan Geiger, Melisa, datang. Melisa seorang mahasiswi di sekolah hukum, dan berniat berkerja di Carter Spink. Dari Melisa, Samantha mendengar bahwa salah satu partner, Arnold Saville, berniat pensiun. Arnold adalah salah satu parner favorite Samantha.

Ketika Samantha iseng browsing di internet, Samantha menemukan berbagai hal, yang bisa membuktikan bahwa sebenarnya dia tidak bersalah. Samantha berusaha menyelidiki keanehan yang ada. Dan ketika hal itu terbukti benar, Carter Spink mencoba menarik Samantha kembali dan menawarkan posisi partner dengan gaji yang besar.

Samantha bingung, karena di tempat barunya, meskipun hanya sebagai housekeeper, Samantha menemukan kehidupan baru, menemukan dirinya yang baru. Di mana ia bisa merasa santai, bisa kenal yang namanya weekend holiday, bisa minum-minum di pub.

Tapi, posisi partner adalah cita-citanya…

Jadi, apa pilihan Samantha, kembali ke London, jadi partner tapi no social life?
Atau… tinggal di pedesaan, dengan pekerjaan yang biasa-biasa aja, tapi merasa lebih tenang?

Buku ini asyik, paling gak nunjukkin ke kita, jangan sampai mau ‘diperbudak’ sama kerjaan. Kita juga punya kehidupan lain… Punya banyak pilihan lain… dan hanya kita yang bisa memperbaiki kehidupan kita sendiri.

05.10.16

1 Comments:

  • At 10:09 PM, Anonymous Anonymous said…

    I love Sophie Kinsella's :)
    I would definitely buy this!

    Eh, btw, bukuku juga di review yaaa :D

     

Post a Comment

<< Home